Thursday, December 2, 2010

Sepotong yang Tak Bertulang

Sebidak tanah, kau tebar benih jingga
Haus akan darah, meluap dalam sungai nanak benak

Lucu benar aku ini!
Mengaum pada tembok kekosongan
Merayu pistol yang melepas maut ke arahku
Mencincang buih oleh pisau hati
dan upacara pengantar yang menginjak-injak kepalaku!

Dekat... Dekat benar aku dalam darahku..
Meladeni setiap suruhan sampah mereka
Lalu tanpa kutahu, linggis kepatuhan membelah nadiku
Berlalu-lalang diri dalam pelantaran mereka yang sesat

Tuanku, diri ini mengaku
Dengan lutut penuh derita
dan mulut sebagai peminta

Larutkanlah aku dalam kolam kebijakkan
Biar dapat kugerakkan tongkat kepastian
Bilamana dapat kuteguk airmata Tuan...



Oleh
Lupita (Jurnalistik 2009)
30 April 2010
Tangerang

No comments:

Post a Comment