Thursday, December 2, 2010

Get Facts, Do Acts - Reportase Seminar AIDS UKM Sosial Rencang

GADING SERPONG – Dalam  rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada Rabu (1/12), Unit Kegiatan Mahasiswa Sosial Rencang Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menyelenggarakan seminar AIDS berjudul “Get Facts, Do Acts”. Seminar diselenggarakan di Function Hall UMN, Rabu (1/12) pukul 14.00-selesai. Peserta berasal dari kalangan mahasiswa, staff pengajar, hingga perwakilan undangan dari beberapa Sekolah Menengah Atas di Tangerang dan sekitarnya.
            Acara dimulai dengan kata sambutan oleh Ketua Panitia Pelaksana Yanamurti Nindya Sekarwangi dari UKM sosial Rencang, Bonifacius Hendar Putranto selaku perwakilan dari Universitas Multimedia Nusantara, serta Guru Besar Psikologi Universitas Atmajaya Prof. Irwanto sebagai supervisor dari Program Lentera Anak Pelangi. Tak hanya kata sambutan pada awal acara, dua band akustik mahasiswa dengan nama Black Guitar dan Inconsistent juga sempat tampil untuk memeriahkan suasana sebelum sesi tanya-jawab dimulai.
            Seminar ini mendatangkan pembicara dari Lentera Anak Pelangi, sebuah program yang bergerak dalam pemulihan dampak bagi anak-anak yang terkena HIV/AIDS. Perdana Hassan, Seorang narasumber dari Lentera Anak Pelangi sempat berbagi pengetahuannya seputar penyakit ini. Dalam sebuah sesi tanya jawab, pria yang juga aktif sebagai anggota Teater Koma ini menceritakan asal mula ia jatuh ke dalam dunia narkoba, hingga bagaimana karenanya ia positif terkena HIV pada akhir tahun 2006. Ia juga menekankan mengenai peranan keluarga, teman, serta pencarian kepada Tuhan sebagai faktor penting yang dapat membangkitkan semangat hidup seorang penderita HIV/AIDS.
            Melalui seminar ini, diharapkan anak-anak muda Indonesia, khususnya yang berada di sekitar Tangerang dapat mengetahui fakta-fakta mengenai penyakit HIV/AIDS, termasuk cara penyebaran dan penanggulangannya.
            “Kami mendatangkan narasumber dari Lentera Anak Pelangi dengan maksud bahwa bukti tindakan kami itu nyata, yaitu tidak mendiskriminasi dan mau mendukung mereka. Contohnya dari tindakan kecil saja, seperti ngobrol sama mereka, jabat tangan sama mereka. Soalnya, masih ada yang beranggapan kalo AIDS itu bisa nular lewat cara seperti itu, padahal kan ngga.” Ucap Yanamurti Nindya Sekarwangi, Ketua Panitia Pelaksana.
Sesuai dengan tagline seminar sehari ini, “We listen, we share, we fight”, para peserta dihimbau untuk bisa menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi para pengidap HIV/AIDS. Memberikan telinga, bukannya menawarkan isu. Mengulurkan tangan dan berbagi, bukannya menjauhi. Bertahan hidup, bukannya berserah dalam suram.

Agnes Theodora Wolkh Wagunu (Jurnalistik 2009)

No comments:

Post a Comment