Oleh: Bernardo Octo Elbo Brotoseno – Jurnalistik ‘08
Sedikit nostalgia untuk pengkritik dan yang dikritik. Saya sebut nostalgia, karena pasti mereka sudah lebih dulu fasih dengan lagu kritikan yang berjudul ”Bongkar” dari Iwan Fals untuk penguasa Orde Baru dulu. Mungkin aneh bila sekarang, lagu ini malah ditujukan kepada mereka yang duduk di singgasana empuk penuh dengan tumpukan kewenangan.
Demikian juga saya sebut nostalgia bagi para pengkritik, bukan saja karena ini lagu lama. Namun juga karena ini dapat menggambarkan bahwa bagaimana pada saat itu segala cara diupayakan dan diluncurkan oleh segenap elemen agar transparansi, keadilan dan segala tetek bengeknya yang tidak digubris tersebut dapat diwujudkan.
Sentilan kecil, di mana kami coba untuk meminjam suara Bang Iwan yang mungkin lebih nyaring sehingga mampu dengan jernih didengar. Karena yang kami dan kita tahu, bahwa kami hanya mampu mengungkapkan keresahan dan harapan. Semoga keresahan dan harapan kami dijawab dengan cinta....
BONGKAR – Iwan Fals
Kalau cinta sudah dibuang
Kalau cinta sudah dibuang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang diperbudak jabatan
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang diperbudak jabatan
O, o, ya o ... ya o ... ya bongkar
O, o, ya o ... ya o ... ya bongkar
Sabar, sabar, sabar dan tunggu
Itu jawaban yang harus kami terima
Ternyata kita harus turun ke jalan
Robohkan setan yang berdiri mengangkang
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan jangan diteruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
O, o, ya o ... ya o ... ya bongkar
O, o, ya o ... ya o ... ya bongkar
Di jalan kami sandarkan cita-cita
Sebab di rumah tiada lagi yang bisa dipercaya
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta
No comments:
Post a Comment