Wednesday, February 16, 2011

Aku Setan atau Binatang?

Dia tersenyum pada saya dan memperkenalkan dirinya. Ia mulai membisikkan namanya, namun saya tidak cukup bisa mendengarnya. Saya abaikan hal itu sebab mungkin sebentar lagi kita tidak akrab.

Lalu ia bisa membuat saya senang dan sangat senang setiap harinya. Kami selalu menghabiskan hari bersama, hanya berdua. Hingga suatu hari saya merasa jengkel selalu diikuti olehnya. Ketika saya mulai memberontak, ia malah memarahi saya dan mulai mengendalikan saya hingga tidak terkontrol. Sampai tiba-tiba ia mati bersama diri saya yang mati dan mengajak saya bermain di Neraka.

Ia adalah setan di dalam diri saya.

Setan yang mengendalikan saya, yang suka mengajak saya bersenang-senang dengan duniawi dan melupakan hubungan vertikal saya. Ia melakukannya dengan sangat hebat, penyamarannya pun sempurna. Saya bingung harus menyalahkan siapa.

Jika diperkenankan reinkarnasi, saya berharap bisa menjadi seseorang yang dapat membunuh teman saya tadi atau menjadi seekor binatang. Sebab, hampir sama dengan yang sebelumnya bahwa saya memiliki tubuh manusia, namun jiwa saya adalah binatang liar. Yang membedakan adalah binatang tidak pernah memikirkan urusan duniawi.

Trias Prayogi
Jurnalistik 2009

No comments:

Post a Comment