Sunday, December 23, 2012

Perahu di Ujung Matahari


Oleh: Sintia Astarina



Suatu sore, duduk berdua denganmu di pantai pesisir
Memadu kisah kasih dalam cinta yang tak pernah kikir
Menunjuk arah akan datangnya samar petir yang getir
Di kala mendung adalah hiasan langit oranye, burung pun takkan menyingkir

Berhenti sejengkal, tinggalkan akal, jangan membual!
Susunlah kotak-kotak hati di atas rambut yang ikal
Jemari-jemari berdansa hingga ajal yang kekal
Di sini, kami tertawa tanpa adanya sesal

Lalu, semilir angin pun hantarkan aku menuju perahumu
Bawa saja aku ke mana kau kan melaju
Aku pasrah dalam dekap rindumu yang syahdu
Biar pesona indahnya langit Marina, sang saksi beradu

Deburan ombak pantai utara kini membawaku jauh
menuju ujung matahari Marina yang bulat dan utuh
Tembok tinggi penahan abrasi yang kaku
Takkan retak bila cinta kian lugu dan meragu

Sandarkan aku menuju hati bersama si perahu layar
Biar kutantang kerlipan mentari sore tak berbayar
Asal bisa terus singgah dalam bahagia rumah ikrar
dan membawamu menuju surga, sebagai batu singgah yang tak pernah ingkar

2012.

No comments:

Post a Comment