Berbicara Tentang Pengunduran Diri Yohanes Surya
Seperti yang telah kita ketahui, semenjak akhir Januari 2011, rektor kita Yohanes Surya telah mengundurkan diri. Banyak desas-desus yang lantas beredar di sekitar kampus, membuat para mahasiswa pada akhirnya menuntut sebuah pernyataan resmi dari pihak rektorat.
Untuk menjawab rasa ingin tahu mahasiswa, maka pada Jumat 20 Februari 2011, beberapa perwakilan dari Divisi Jurnalistik HMF ImKom/ Persma menemui Pelaksana Harian Rektor Johannes Prajitno di lantai 9 Gedung Rektorat Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Banyak pertanyaan yang dilontarkan, misalnya hal-hal mendasar seperti : sejak kapan tepatnya Profesor Yohanes Surya sudah tidak menjabat sebagai rektor UMN, alasan mengapa Yohanes Surya sudah tidak menjabat lagi, serta siapa pengganti rektor UMN sekarang.
Dalam wawancara eksklusif ini, Johannes Prajitno mengatakan bahwa Yohanes Surya telah menyatakan rencana pengunduran dirinya semenjak akhir Januari 2011, dalam sebuah rapat antara pihak rektorat dengan Yayasan Multimedia Nusantara. Alasan pengunduran diri Yohanes Surya adalah karena ia ingin lebih berkonsentrasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan di Lido, Sukabumi, lembaga pendidikan yang ia dirikan dan berkonsentrasi pada bidang life science. Alasan lain yang mendukung adalah adanya Peraturan Pemerintah yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh menjabat sebagai rektor di dua universitas berbeda (dualisme jabatan). Johanes Prajitno mengatakan, walaupun memang berat, namun pihak yayasan harus melepas Yohanes Surya, karena setiap pribadi memiliki hak untuk mengembangkan cita-citanya masing-masing.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa Yohanes Surya baru mengundurkan diri pada tahun 2011 ini, Prajitno mengatakan bahwa salah satu alasannya adalah karena UMN sudah established, sudah memiliki gedung sendiri dan jumlah mahasiswa yang meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, Yohanes Surya merasa bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk melepas jabatannya.
Prajitno mengiyakan bahwa untuk sementara ini, dirinyalah yang akan menggantikan posisi Yohanes Surya, sampai pihak yayasan menemukan pengganti rektor UMN yang tetap. Prajitno berujar bahwa perkiraan penggantian rektor secara resmi kira-kira akan jatuh antara bulan Juni-Juli.
Sempat timbul pertanyaan dalam benak para mahasiswa mengenai kelanjutan UMN tanpa adanya nama besar Prof. Yohanes Surya yang menaungi. Namun, Prajitno mengatakan bahwa kita tidak perlu khawatir akan masa depan UMN, karena sebelum pembentukan UMN secara fisik tentunya organisasi ini telah memiliki managemen strategi dan managemen krisis yang telah direncanakan secara matang. Selain itu, hal yang menjadi daya jual UMN selama ini bukan semata-mata nama besar Yohanes Surya, namun pada kurikulum yang berbasis ICT dan program magang di jaringan Kompas Gramedia.
“Semenjak pengunduran diri Prof. Yo, saya kehilangan sparing partner yang bisa saya ajak diskusi,” demikian ucap Prajitno saat ditanyakan pendapat pribadinya mengenai pengunduran diri Yohanes Surya.
Divisi Jurnalistik I'mKom
Ada ato gak ada Prof.Yo, Gw optimis UMN bakal maju. mungkin pas gw udah lulus, orang2 udah bnyak yang tau, apa itu UMN.
ReplyDelete.boleh begitu ya? dengan alasan cita-cita, lantas meninggalkan kampus yang masih tergolong infant? salah nggak kalo saya bilang prof yohanes surya cuma sebatas endorsement umn doang?
ReplyDeleteTidak salah. tidak benar juga ->relatif. Setiap orang memilik hak untuk memilih jalan hidupnya, jadi kita relakan saja Prof Yohanes mengejar cita-citanya jika hal tersebut yang beliau pilih. Sekalipun kampus kita masih infant yang menentukan kualitas kampus juga bukan hanya rektor tapi para mahasiswa dan prestasi yang diraih. Mari sebagai mahasiswa kita optimis mengembangkan kampus kita tercinta dengan 'asuhan' dari rektor baru kita Pak Ninok Leksono :)
ReplyDelete